Senin, 04 Januari 2010

Noam Chomsky

Noam Chomsky

Gagasan penting: tatabahasa generatif, tatabahasa umum, tatabahasa transformasional, teori garis-X, hierarki Chomsky, tatabahasa konteks bebas, linguistik minimalisme, Formula Normal Chomsky, rancangan propaganda[1]
Dipengaruhi: Pāṇini, Bertrand Russell, John Dewey, Mikhail Bakunin, Karl Marx, Wilhelm von Humboldt, Adam Smith, Rudolf Rocker, Zellig Harris, Immanuel Kant, René Descartes, George Orwell, C. West Churchman, W.V.O. Quine, Alan Turing.
Mempengaruhi: Colin McGinn, Edward Said, Steven Pinker, John Burke, Tanya Reinhart, Daniel Everett, Morris Halle, Gilbert Harman, Jerry Fodor, Howard Lasnik, Robert Fisk, Neil Smith, Ray Jackendoff, Norbert Hornstein, Jean Bricmont, Marc Hauser, Norman Finkelstein, Robert Lees, Mark Baker, Julian Boyd, Bill Hicks, Ray C. Dougherty, Derek Bickerton, Michael Albert, Rage Against The Machine.

Avram Noam Chomsky (lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 7 Desember 1928; umur 81 tahun) adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif.

Kepakarannya di bidang linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi politik. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema. Dan sejak 1965 hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau ditampilkan media AS.

Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia dan sudah menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Dan baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Perjalanan hidup dan karirnya
* 2 Pandangan politik
* 3 Buku-buku dan artikel tentang Noam Chomsky
* 4 Sejarah penerbitan
* 5 Seputar 11 September
* 6 Bibliografi
o 6.1 Linguistik
o 6.2 Politik
o 6.3 Tentang Chomsky
* 7 Filmografi
* 8 Buku di Indonesia
* 9 Referensi
* 10 Pranala luar

[sunting] Perjalanan hidup dan karirnya

Noam Chomsky yang kemudian sering disebut Chomsky dikenal sebagai tokoh intelektual yang berani "melawan arus" mapan (atau istilah populernya sebagai antikemapanan), baik terhadap kalangan kolega yang disebut-sebutnya sebagai "pembebek garis resmi kebijakan Amerika Serikat" ataupun para elit pemerintahan di Amerika Serikat. Tulisan dan artikelnya serta pendapatnya yang sering menyentakkan publik dan elit pemerintahan Amerika Serikat terutama dalam perspektif dia yagn berbeda seputar peran Amerika Serikat di berbagai tempat di dunia mulai dari Nikaragua, Amerika Tengah, Vietnam hingga Timur Tengah.

Pendapatnya yang sering berbeda dengan opini umum dan memberikan perfektif dan arti baru berbagai istilah dan peristiwa, mengundang serangan dari kalangan tertentu, dan pemahaman baru terhadap hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya pada kalangan lainnya. Semua gagasannya yang mengundang kalangan penentang dan pendukung selalu ditampilkan secara berbobot (powerfull).

Masalah antara jarak dan realitas dan pemaknaan media besar dalam berbagai kasus seperti "Perang Dingin", Tatanan Dunia Baru,Demokrasi dan lainnya merupakan objek utama Chomsky. Motivasinya adalah rasa ingin tahu yang besar. Ia selalu terjud dalam berbagai opini yang selalu bertentangan dan berbeda, lalu mencari makna sebenarnya dalam gagasan yang saling bertentangan dan berbeda dan bahkan saling bertabrakan itu. Menurut guru besar linguistik MIT ini, pandangan monolitik media-media besar yang tampil secara konsisten harus dicurigai sebagai upaya untuk mempertahankan status quo yang ada.

Yang mula-mula menjadi inspirasi terbesar ke lapangan ini adalah George Orwell yang karya-karyanya sudah memukau Chomsky semenjak remaja. Novel "Animal Farm, 1984", esai semacam "Language in the Service of Propaganda" atau "Homage to Catalonia", merupakan sedikit dari deretan karya Orwell yang mempengaruhi Chomsky. Chomsky bahkan gemar membandingkan dirinya dengan novelis itu. Untuk mencari kebenaran sejati, Orwell berkelana dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh informasi dari tangan pertama. Sedangkan Chomsky mengeksplorasi kebenaran itu dari buku dan khasanah teks yang ia baca. Ditambah kegemaran masa kecilnya, membaca seri ensiklopedi Compton.

Noam Chomsky lahir pada 7 Desember 1928 di Pennsylvania, Amerika Serikat. Dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr William Zev Chomsky dan Elsie Simonofsky.

Ayahnya dikenal dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani, yang disebut harian New York Times sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkemuka yang menulis sejumlah karya gramatika bahasa itu. Pada usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat ayahnya tentang tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain memperkenalkan bahasa dan warisan budaya leluhurnya, Yahudi, ayah Chomsky juga memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak melekat dalam diri Chomsky. Sementara ayahnya mewarisi tradisi kebebasan intelektual, ibunya yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan) menekankannya pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus aktivis.

Sang paman, suami kakak ibunya, ikut mempengaruhi arah watak intelektual Chomsky dengan memperkenalkannya tokoh-tokoh pemikiran terkemuka, Sigmund Freud dan berbagai aliran Komunis seperti Karl Marx, Stalinis, Trotskys, Leninisme dan yang lain-lainnya. Toko Pamannya, yang menjual berbagai koran dan majalah di New York, menjadi tempat berkumpulnya para intelektual Yahudi di New York. "Kelas pekerja Yahudi di New York memang berbeda. Intelektualitas mereka sangat tinggi, sekalipun sangat miskin. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki pekerjaan . Tapi mereka hidup di tengah lingkungan yang kaya secara intelektual. Saya pikir ini merupakan masa yang paling berpengaruh di masa usia remaja saya." kenang Chomsky.

Yang menarik seperti halnya ditulis dalam buku, Noam Chomsky, "A Life of Dissent" yang ditulis oleh Robert F. Barsky, asisten gurubesar Sastra Inggris di Universitas Western Ontario Kanada, yang disebut-sebut sebagai buku biografi intelektual dan politik Chomsky, Chomsky sempat bersentuhan dengan kelompok-kelompok yang mendorong beremigrasinya kaum Yahudi Amerika ke negeri harapan yang baru dibentuk, Israel. Ia memang tidak secara resmi terdaftar sebagai organisasi Yahudi berhaluan kiri seperti Avukah yang mendorong berdirinya negeri "binasional" (Arab-Yahudi) di Palestina. Tapi karena bersentuhannya dengan kelompok-kelompok tersebut, keinginan untuk tinggal di Israel sempat terlintas di benaknya.

Pada saat tercatat sebagai anggota Harvard's Society Fellow, berdua dengan istrinya, Carol, ia mengunjungi negeri itu pada tahun 1953. Mereka tinggal di kibbutz, pemukiman baru Yahudi di Palestina selama kira-kira enam minggu. Dia menggambarkan lingkungannya itu sebagai miskin, hanya sedikit makanan dan yang lebih penting lagi: "Benar-benar sesuai dengan lingkungan ideologis". Yang terakhir itulah yang kemudian merisaukannya. Bagi dia, tidak mudah menerima lingkungan yang dia sebut sebagai ekslusif dan rasis tersebut.

Ketika ia berada disana, Chomsky melihat bagaimana masyarakat non-Yahudi terpinggirkan, terancam dan ketakutan, pengalaman inilah, yang menunjukkan standar ganda keadilan, membuat dia merasa ragu perlunya membentuk negara Yudaisme untuk etnik Yahudi. Pada masa berikutnya, Chomsky malah dikenal sebagai salah satu intelektual Amerika Serikat yang berani berkonfrontasi secara langsung, menentang pencaplokan Israel atas tanah Palestina. "Satu tanah dua negara, ini merupakan esensi utama masalah Israel-Palestina" katanya dalam buku "The Chomsky Reader".

Watak kritis ini sebagai ahli linguistik yang banyak menulis soal-soal politik internasional, selain dibentuk oleh banyak gagasan yang mempengaruhinya, juga dibentuk dari bidang yang ditekuninya, "Cartesian Linguistics". Menurut Chomsky, sekali ia menerima perspektif Cartesian dalam bahasa, pada tahap berikutnya ia harus mendukung hak alami manusia dan melawan segala macam otoritarianisme yang menindas manusia.

Keterlibatannya di aktivisme politik merembet tidak cuma sebatas menulis artikel. Ia pun mengirim petisidan memprotes berbagai kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dianggapnya menindas negara lain. "Saya menyadari bahwa mengirim petisi, menumbang uang, mengadakan pertemuan itu tak cukup. Saya berpikiradalah penting jika kita ikut ambil bagian secara lebih aktif....dan saya sadar benar apa akibatnya", kata Chomsky.

Dan karena gagasan-gagasannya yang radikal mengenai berbagai soal kebijakan luar negeri Amerika Serikat itu, namanya sempat masuk dalam daftar musuh Gedung Putih pada masa pemerintahan Richard Nixon. Ia pun pernah ditangkap dan diinterogasi petugas kemanan karena gagasan-gagasannya itu, yang kemudian pernah membuat dia bertanya-tanya, apakah dia tinggal di Amerika atau di negeri lainnya.

Tapi ia tidak kenal jera. Ia bahkan menyebutnya sebagai akibat tanggungjawabnya sebagai intelektual. "Bertrand Russell dan Albert Einstein sama-sama dikenal sebagai intelektual hebat. Keduanya sepakat bahanya tengah mengancam umat manusia. Tapi mereka memilih jalan yang berbeda untuk meresponnya. Einstein hidup dengan enak di Princeton dan mengabdikan dirinya semata-mata untuk riset seraya sesekali menyampaika orasi ilmiah, sementara Russell memilih demonstrasi di jalan", kata Chomsky yang memasang foto Russell di ruang kerjanya di MIT. "Ingin tahu hasilnya? Russel dikutuk sementara Einstein dipuji selangit seperti laiknya malaikat. Apakah itu semua mengejutkan kita? Tidak", kata Chomsky yang sadar benar akibat dari pilihannya.
[sunting] Pandangan politik

Chomsky telah menyatakan bahwa "pandangan personalnya adalah merupakan anarkis tradisional, yang berasal dari Masa Pencerahan dan liberalisme klasik" dan dia memuji sosialisme libertarian. Dia merupakan simpatisan anarko-sindikalisme dan anggota serikat IWW. Dia telah menerbitkan sebuah buku tentang anarkisme berjudul "Chomsky on Anarchism" yang diterbitkan oleh kolektif buku anarkis AK Press pada 2006.

Noam Chomsky telah terlibat dalam aktivisme politik sejak Ia menginjak usia dewasa dan mengeluarkan berbagai opininya mengenai politik dan berbagai peristiwa dunia yang dikutip secara luas, dipublikasikan dan didiskusikan. Menanggapi hal tersebut Chomsky berargumen bahwa pandangan-pandangannya merupakan hal yang tidak ingin didengar oleh mereka yang berkuasa, dan untuk alasan inilah Chomsky dianggap sebagai seorang disiden politik Amerika. Beberapa garis besar pandangan politiknya adalah:

* Kekuasaan, kecuali dapat dijustifikasi, tidak dapat dilegitimasi. Mereka yang berada dalam posisi otoritas berkewajiban membuktikan mengapa mereka bisa diangkat ke posisi tersebut dan mengapa hal tersebut bisa dijustifikasi. Jika kewajiban ini tidak bisa dipenuhi, si pemegang otoritas tersebut harus digulingkan. Otoritas pada hakikatnya tidak dapat dijustifikasi. Sebuah contoh bentuk otoritas yang dapat dilegitimasi adalah yang dilakukan orang tua ketika mencegah anak kecil berjalan ke tengah jalan raya.

* Bahwa tidak banyak perbedaan antara perbudakan dan "penyerahan" diri seseorang kepada seorang majikan untuk "disewa", atau "perbudakan dengan upah". Dia menganggapnya sebagi penyerangan terhadap integritas pribadi yang menghancurkan dan melecehkan kebebasan diri kita. Dia berpendapat bahwa mereka yang bekerja di pabrik harus menjalankan pabrik tersebut.

* Kritik yang sangat kuat pada kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Secara khusus, dia melihat adanya standar ganda (yang dia sebut sebagai "standar tunggal") pada kebijakan luar negeri yang menceramahi tentang demokrasi dan kebebasan untuk semua orang, ketika pada saat yang sama mempromosikan, mendukung, dan menyekutukan dirinya dengan negara dan organisasi nondemokratis dan represif. Chomsky berargumen bahwa hal tersebut berakibat pada pelanggaran berat hak asasi manusia. Dia juga sering berargumen bahwa campur tangan Amerika pada negara-negara asing, termasuk bantuan rahasia terhadap Contras di Nikaragua, salah satu peristiwa yang Chomsky telah sangat kritis terhadapnya, masuk ke dalam deskripsi standar terorisme.

* Dia berargumen bahwa media massa di Amerika Serikat banyak yang berpraktik sebagai pasukan propaganda dan “keulamaan bayaran” oleh pemerintahan dan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, dengan tiga pihak tersebut yang secara luas saling berkait-kelindan melalui kepentingan yang sama. Dalam referensi terkenal yang merujuk pada Walter Lippmann, Chomsky bersama Edward S. Herman menulis media Amerika memproduksi consent (imaji lewat media untuk memberikan sekutunya semacam hak untuk melakukan sesuatu yang salah secara hukum tapi berhak untuk tidak dituntut) ke dalam benak masyarakat.

* Chomsky menentang “perang terhadap obat-obatan terlarang” (en:war on drugs) global yang dilakukan Amerika, menganalisa kesesatan penggunaan bahasanya, dan dia mengartikannya sebagai “perang terhadap obat-obatan terlarang tertentu”. Dia lebih memilih pendidikan dan pencegahan daripada operasi yang dilakukan polisi atau militer sebagai cara untuk menurunkan penggunaan narkoba. Pada sebuah wawancara pada 1999, Chomsky berargumen bahwa hasil panen seperti tembakau tidak mendapat perhatian pemerintah, sementara hasil panen tak menguntungkan seperti mariyuana secara spesifik menjadi target untuk efek yang dihasilkannya dengan menghukum orang-orang miskin.

“Kebijakan obat-obatan terlarang domestik AS tidak mengikutsertakan tujuan yang jelas, dan para pembuat kebijakan sangat paham dengan hal itu. Jika ini bukan soal mengurangi penyalahgunaan obat-obatan, lalu apa maksudnya? Hal ini sangat jelas bahwa baik dari tindakan-tindakan yang ada saat ini maupun dari catatan sejarah bahwa obat-obatan terlarang sering dikriminalkan ketika diasosiasikan dengan kelas yang disebut “berbahaya”, dan bahwa kriminalisasi dari obat-obatan tertentu dilakukan sebagai teknik kontrol sosial.”

* Kritis terhadap sistem kapitalis Amerika dan bisnis besar, Chomsky mendefinisikan dirinya sebagai sosialis libertarian yang simpati terhadap anarko-sindikalisme dan kritis terhadap cabang Leninis dari sosialisme. Dia juga percaya bahwa nilai-nilai sosialis libertarian mencontohkan perluasan yang konsisten secara rasional dan moral dari pemikiran humanis radikal dan liberal klasik asli yang tak terrekonstruksi pada konteks industri. Secara khusus dia percaya bahwa masyarakat harus diorganisir dan berdasarkan kontrol demokratis dari komunitas dan tempat-tempat kerja. Dia percaya bahwa pemikiran humanis radikal dari dua tokoh utama yang mempengaruhinya, Bertrand Russell dan John Dewey, “berakar dari Masa Pencerahan dan liberalisme klasik, dan mempertahankan karakter revolusionernya.”

* Chomsky pernah menyatakan bahwa Amerika Serikat merupakan “negara paling hebat di dunia”, sebuah komentar yang kemudian dia klarifikasi dengan mengatakan, “Mengevaluasi negara-negara adalah tidak masuk akal dan saya tidak akan pernah memberikan hal-hal semacam itu untuk dipakai pada istilah tersebut, namun beberapa kemajuan Amerika, khususnya pada wilayah kebebasan berbicara, yang telah dicapai oleh berabad-abad perjuangan populer, harus dihargai.” Dia juga mengatakan “Dalam banyak hal, Amerika Serikat adalah negara terbebas di dunia. Yang saya maksudkan tidak hanya dalam hal tatanan kenegaraan, meskipun itu juga benar, tapi juga dalam hal hubungan individu. Amerika Serikat lebih mendekati kondisi tanpa kelas (classlessness) untuk hal hubungan interpersonal dibandingkan hampir masyarakat manapun.

* Menurut Chomsky: “Saya adalah pembicara yang membosankan dan saya menyukai saya seperti itu…Saya tidak yakin orang tertarik pada apapun personanya…Orang tertarik pada isu-isunya, dan mereka tertarik pada isunya karena isunya penting.”

[sunting] Buku-buku dan artikel tentang Noam Chomsky

Noam Chomsky juga disebut-sebut sebagai Galilleo Galillei atau Rene Descartes masa depan.[rujukan?] Empat ribu penghargaan atas karyanya muncul dalam daftar Arts and Humanites Citation Indeks, dari 1980-1992. Menurut Science Citation Index, sepanjang 1974 hingga 1992, namanya memperoleh penghargaan sebanyak 1619 kali. Termasuk diantaranya adalah Kyoto Prize, semacam hadiah Nobel yang diberikan di Jepang, pada tahun 1988.
[sunting] Sejarah penerbitan
Noam Chomsky berbicara di Forum Sosial Dunia, 2003.

Proses penerbitan buku-buku Chomsky cukup menarik perhatian, mengingat dia jarang sekali berupaya untuk mempublikasikan karya-karyanya. Tampaknya penggemar Chomsky selayaknya berterimakasih kepada editor atau aktivis yang tertarik pada tulisannya, kuliahnya, wawancaranya. Karena melalui antusiasme merekalah, karya-karyanya bisa dibaca oleh audiens yang lebih luas daripada kelompok akademisi saja.

Ketika pertama kali menjalin kerjasama penerbitan, Chomsky memilih penerbit kecil daripada penerbit sekelas Random House. Andre Schiffrir, mantan Direktur Pelaksana di Pantheon yang menerbitkan buku-buku awal Chomsky tentang politik selama tahun 1970-1980, mengenang, "Dia memberikan bukunya untuk kelangsungan hidup penerbit-penerbit kecil."

Meskipun Chomsky mulai membangun reputasinya dan menarik sekelompok kecil penggemar pada era 1970-an dan 1980-an dengan buku-buku linguistik dan sejumlah buku politik, tapi sebenarnya, buku tipis bersampul lunak dan enak dibaca yang diterbitkan oleh penerbit pada era akhir 1990-an yang memperluas penyebarannya baik di toko besar maupun kios-kios buku.

Pada awal 1990-an, Arthur Naiman, saat itu pemilik penerbitan buku-buku komputer, mendengar Chomsky berbicara di radio dan tertarik untuk menerbitkan karyanya. Naiman pun membuka penerbitan baru untuk menampung buku-buku tipis tentang politik dan dicetak dalam jumlah besar. Di bawah nama penerbit Odonian Press, dia menerbitkan empat buku tipis Chomsky antara tahun 1992 dan 1998 dalam seri Real Story. Hingga akhir tahun 2002, masing-masing telah terjual, rata-rata 118.000 kopi.

Greeg Ruggiero, aktivis yang terlibat dalam penerbitan Open Media Pamphlet Series pada era 1990-an, adalah orang yang berperan dalam memperluas audiens pembaca karya-karya Chomsky. Dia kerap menerbitkan pamflet-mudah difotokopi dari kuliah-kuliah Chomsky dan menjualnya di pojok-pojok jalan di kota New York. Setelah terbukti diminati, dia kemudian mengontak kios-kios buku di seluruh negara bagian dan menjual 10 ribu kopi dengan cara itu. Pada 1995, Ruggiero menawarkan serial ini ke Penerbit Seven Stories Press.

Pada Oktober 2003, Metropolitan Book menerbitkan buku Chomsky yang lain yang berjudul Hegemony of Survival: America's Quest for Global Domination. Buku ini merupakan bagian dari American Empire Project yang menerbitkan buku-buku tipis namun berdasarkan argumentasi yang kukuh dari para penulis dan pemikir terkemuka. Terlepas apakah buku tersebut memuat kritik barunya atau tidak, Sara Berstel, wakil dari penerbit ini, yakin bahwa buku ini akan terjual dengan baik. "Dia selalu memiliki sesuatu [yang baru] untuk disampaikan yang tidak dapat diperoleh pembaca di tempat lain," kata Bersthel.
[sunting] Seputar 11 September

Menurut Publishers Weekly, setelah peristiwa 11 September, Chomsky telah menghasilkan dua buku laris yang terjual jutaan eksemplar. Dia juga dinobatkan sebagai penulis buku terlaris bertema politik yang belum tertandingi oleh penulis bertema sama yang ada di AS saat ini.

Di luar bencana yang ditimbulkan oleh serangan 11 September terhadap gedung WTC New York, peristiwa ini juga meroketkan popularitas buku-buku Chomsky. Ketika banyak orang merasa muak dengan sumber-sumber bacaan yang menjadi propaganda pemerintah AS, buku-buku politik Chomsky yang kontroversial seperti 9-11 (Seven Stories, 2001) dan Power and Terror: Post 9-11 (Seven Stories, 2003) menjadi buku laris.

Karena tidak terlalu peduli dengan kegiatan promosi buku-bukunya,Publishers Weekly menjuluki Chomsky sebagai The Accidental Best Seller, penulis terlaris yang sama sekali keluar dari pakem atau praktik-praktik para pengarang best seller modern.
[sunting] Bibliografi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar